Kopi yang
kusesap masih sama, hitam
Namun sebab
kopiku yang dulu, kini sudah lebam membiru
Kopiku
kini, jalan bertahan membuka mata
Membeliak
pada angka dan kata bahasa manca
Menggelisah
aku ragu, apa aku mampu pahami ini semua?
Kopiku
dulu, temani hingga malam larut
Lisanku
merapal berturut-turut
Terpecut
hapalanku yang carut-marut
Menelan
ludah, terasa lagi pahit kopiku
Tetes
mataku mengalir, kalbuku berdesir, aku rindu
Bukan pada
kopi, tapi pada diriku di masa lalu
Cita-cita mulia itu, akan kegali kembali
Tidak ada komentar:
Posting Komentar